Sumber: Lenin Collected Works, 1977, Volume 26, hal. 22-27.
Ditulis: 26-27 September (13-14), 1917.
Diterbitkan pertama kali pada 1921 di majalah Proletarskaya Revolutsia, No. 2
Satu hal yang paling busuk dan mungkin sebuah penyimpangan yang paling luas atas Marxisme yang dilakukan oleh partai-partai “sosialis” yang dominan adalah kebohongan kaum oportunis yang mengatakan bahwa persiapan pemberontakan, dan secara umum memperlakukan pemberontakan sebagai seni adalah “Blanquisme”. [1]
Bernstein sebagai pemimpin kaum oportunis segera mendapatkan dirinya tak diuntungkan dengan menuduh Marxisme sebagai Blanquisme, dan ketika kaum oportunis sekarang ini meratapi Blanquisme, mereka tidak mengembangkan atau “memperkaya“ "ide-ide" sempit dari Bernstein sedikitpun.
Kaum Marxist dituduh sebagai Blanquisme karena memperlakukan pemberontakan sebagai suatu seni! Tidakkah dapat dikatakan ini sebagai suatu pemutarbalikan kebenaran secara keji, ketika tidak ada seorang Marxistpun yang akan menolak bahwa Marx sendirilah yang mengungkapkan hal ini dengan cara yang paling jelas, tepat dan kategorial, yang mengacu pemberontakan secara khusus sebagai seni. Mengatakan bahwa pemberontakan harus diperlakukan sebagai seni, maka kita harus memenangkan suatu keberhasilan pertama kali dan kemudian dilanjutkan dari satu proses ke proses lainnya, jangan pernah menghentikan penyerangan terhadap para musuh, mengambil keuntungan atas kebingungan mereka, dan lain-lain?
Agar dapat berhasil, pemberontakan harus tidak disandarkan pada suatu konspirasi dan tidak atas satu Partai, namun harus disandarkan pada suatu klas yang maju. Inilah point pertama. Pemberontakan harus disandarkan pada suhu revolusioner rakyat. Itulah point yang kedua. Pemberontakan harus disandarkan pada “satu titik penentu” dalam sejarah pertumbuhan revolusi ketika aktivitas kalangan maju dari rakyat berada pada puncaknya, dan ketika ada keragu-keraguan dalam kalangan musuh dan dalam kalangan kaum lemah, kaum setengah hati dan kawan-kawan peragu dari revolusi telah kuat. Itulah point ketiga. Dan ketiga kondisi ini memunculkan pertanyaan tentang pemberontakan apakah yang membedakan Marxisme dengan Blanquisme.
Bagaimanapun, ketika kondisi-kondisi itu ada, menolak untuk memperlakukan pemberontakan sebagai suatu seni merupakan pengkianatan terhadap Marxisme dan pengkianatan terhadap revolusi.
Untuk menunjukkan kapan saat yang tepat bagi Partai harus mengenali seluruh rangkaian peristiwa sehingga dapat melakukan pemberontakan secara obyektif pada hari yang tepat, dan bahwa pemberontakan harus diperlakukan sebagai seni, maka akan lebih baik dengan menggunakan metode perbandingan, dan menggambarkan kesejajaran antara hari-hari 3-4 Juli [2] dengan September.
Tanggal 3-4 Juli tidak diargumentasikan, kecuali meremukkan kebenaran, bahwa hal paling tepat untuk dilakukan adalah merebut kekuasaan, musuh-musuh kita sendiri berulangkali telah menuduh kita memberontak dan secara keji memperlakukan kita sebagai pemberontak. Namun, pada saat itu memutuskan mengambil-alih kekuasaan dengan hitungan itu adalah salah, karena kondisi obyektif untuk memenangkan pemberontakan tidaklah ada.
(1) Kita kekurangan dukungan dari klas yang merupakan vanguard dari revolusi.
Kita belum jadi mayoritas diantara kaum pekerja dan prajurit Petograd dan Moskow. Sekarang kita memiliki mayoritas dalam kedua Soviet tersebut. Hal itu tercipta semata-mata oleh sejarah bulan Juli dan Agustus, oleh pengalaman dari “perlakuan brutal” yang ditujukan pada kaum Bolshevik, dan oleh pengalaman pada pemberontakan Kornilov.
(2) Saat itu tidak ada suhu revolusioner yang meluas di seluruh wilayah. Sekarang sudah, setelah pemberontakan Kornilov, [3] situasi di berbagai propinsi dan perkiraan kekuatan Soviet di berbagai lokasi menunjukkan hal tersebut.
(3) Pada waktu itu tidak terjadi kegoyahan dalam skala politik yang serius diantara musuh-musuh kita dan diantara kaum borjuis kecil peragu. Saat ini kegoyahan tersebut sangat besar. Musuh utama kita, Sekutu dan imperialis dunia (dimana imperlisme didunia dipimpin oleh "Sekutu"), telah mulai ragu-ragu antara meneruskan perang sampai kemenangan akhir atau secara terpisah berdamai dengan Rusia. Kaum borjuis kecil demokrat, telah secara jelas kehilangan dukungan mayoritas diantara rakyat, telah mulai goyah secara dasyat, dan telah menolak untuk membuat satu blok, misalnya suatu koalisi dengan kaum kaum Kadet. [4]
(4) Karena itulah, suatu pemberontakan pada tanggal 3-4 Juli merupakan satu kesalahan; kita tidak akan dapat mengambil-alih kekuasaan baik secara fisik maupun secara politik. Kita tidak dapat mengambil-alih kekuasaan secara fisik meskipun pada saat itu Petograd berada di tangan kita, karena pada saat itu kaum pekerja dan kaum prajurit kita tidak akan mau bertempur dan mati untuk Petograd. Saat itu tidak ada “kebuasaan” atau luapan kebencian baik kepada kaum Kerensky dan kepada kaum Tseretelis dan Chernov. Rakyat kita masih belum marah oleh pengalaman atas penghukuman terhadap kaum Bolshevik dimana kaum Socialis-Revolusioner dan manshevik terlibat.
Kita tidak dapat mengambil-alih kekuasaan secara politik pada 3-4 Juli karena, sebelum pemberontakan Kornilov, tentara dan propinsi-propinsi dapat dan akan telah bergerak menyerang Petograd.
Saat ini gambarannya secara keseluruhan berbeda.
Kita memiliki mayoritas dari satu klas yaitu vanguard dari revolusi, vanguard dari rakyat, yang mampu menggiring massa dengan vanguard itu.
Kita memiliki mayoritas rakyat, karena pengunduran diri Chernov, meskipun bukan satu-satunya gejala, mengakibatkan banyaknya pemogokan dan gejala yang nyata bahwa kaum tani tidak akan menerima tanah dari blok Sosialis-revolusioner (atau dari kaum Sosialis-Revolusioner itu sendiri). Dan itulah yang menjadi penyebab utama dari watak popular dari revolusi.
Kita ada dalam posisi yang maju dari satu partai yang tahu secara pasti, jalan mana yang harus ditempuh pada suatu saat ketika imperialisme secara keseluruhan dan kaum Menshevik dan Sosialis-Revolusioner secara keseluruhan sedang goyah.
Kemenangan kita telah pasti, ketika rakyat telah sangat putus asa, dan kita menunjukkan pada seluruh rakyat jalan keluar yang meyakinkan; kita demonstrasikan pada seluruh rakyat sepanjang “peristiwa Kornilov” nilai dari kepemimpinan kita, dan kemudian kita usulkan kepada politikus dari blok suatu kompromi, yang mereka tolak, meskipun tiada jalan keluar dari kegoyahan mereka.
Merupakan kesalahan besar jika berpikir bahwa tawaran kita untuk kompromi belumlah ditolak, dan bahwa Konferensi Demokratik mungkin akan menerima itu. Kompromi tersebut ditawarkan oleh satu partai kepada partai-partai; Kompromi itu tidak akan ditawarkan dalam jalan lain. Kompromi itu telah ditolak oleh partai-partai. Konferensi Demokratik adalah tidak lebih dari sekedar konferensi. Satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu, bahwa mayoritas dari rakyat revolusioner, kaum miskin, petani yang sengsara, tidaklah terwakili dalam Konferensi itu. Konferensi tersebut merupakan satu konferensi dari minoritas rakyat - kebenaran nyata ini harus tak boleh dilupakan. Merupakan suatu kesalahan besar, menempatkan kekerdilan parlementeris sebagai bagian kita, jika kita menganggap Konferensi Demokratik sebagai parlemen; bahkan jika Konferensi itu memproklamasikan dirinya sebagai parlemen yang permanen dan berdaulat dari revolusi, meskipun demikian tak akan memutuskan apapun. Kekuasaan untuk memutuskan terletak di luar parlemen berada di kumpulan kelas pekerja Petograd dan Moskow.
Seluruh kondisi obyektif untuk keberhasilan suatu pemberontakan telah ada. Kita memiliki keuntungan lain dari suatu situasi dalam mana hanya kemenangan pemberontakan kita yang akan mengakhiri segala penderitaan di dunia, kegoncangan, yang menimpa rakyat; dimana hanya kemenangan kita dalam pemberontakan yang akan segera memberikan tanah kepada kaum tani; suatu situasi dimana hanya kemenangan pemberontakan kitalah yang dapat menggagalkan permainan perdamaian sepihak yang ditujukan untuk menentang revolusi – menggagalkannya dengan secara publik, membuat perdamaian yang penuh, adil dan tepat waktu, suatu perdamaian yang akan memberikan keuntungan bagi revolusi.
Akhirnya, partai kami sendiri dapat, berkat kegemilangan pemberontakan, menyelamatkan Petrograd; karena jika proposal perdamaian kita ditolak, jika kita tidak dapat mengamankan diri dengan gencatan senjata, kemudian kita akan menjadi "defencists", kita akan menempatkan diri kita sendiri pada komando dari pertempuran partai (the head of the war parties), Kita harus menjadi partai perang utama (war party par excellence), dan kita akan memimpin peperangan dengan cara-cara revolusioner yang tepat. Kita akan mengambil seluruh roti dan sepatu dari kaum kapitalis. Kita hanya akan meninggalkan bagi mereka kulit yang keras (crusts) dan mengenakan mereka pakaian yang buruk. Kita akan menjual seluruh roti dan sepatu ke garis depan pertempuran.
Dan kemudian kita harus selamatkan Petrograd.
Sumberdaya, baik material dan spiritual, untuk suatu perang revolusioner yang sesungguhnya di Rusia masih sangat banyak; kesempatannya seratus banding satu sampai Jerman menawarkan gencatan senjata. Dan saat ini untuk mengamankan suatu gencatan senjata berarti dengan sendirinya kita harus memenangkan seluruh dunia.
* * *
Setelah melihat kondisi nyata yang dibutuhkan untuk sebuah pemberontakan dari kaum buruh Petrograd dan Moskow dalam rangka untuk menyelamatkan revolusi dan menyelamatkan Rusia dari "pemisah-misahan" bagian oleh kaum imperialis dari kedua grup, kita pertama kali harus menyesuaikan taktik-taktik politik kita di konferensi dengan kondisi-kondisi perkembangan pemberontakan. Kedua, kita harus menunjukkan bahwa pemberontakan bukan hanya dalam kata-kata dimana kita menerima ide-ide Marx melainkan pemberontakan harus diperlakukan sebagai sebuah seni.
Di konferensi kita harus segera manyatukan kelompok-kelompok Bolshevik, berapapun hitungannya, dan tanpa takut untuk meninggalkan mereka yang ragu-ragu di tempatnya. Mereka sangat berguna untuk menjadikan revolusi disana daripada didalam kumpulan kaum pejuang yang tangguh dan setia.
Kita harus memunculkan satu deklarasi yang singkat dan jelas dari kaum Bolshevik, menghindari cara orasi yang panjang tidak relevan dan “orasi” secara umum, kebutuhan mendesak yang harus segera dilakukan untuk menyelamatkan revolusi, kebutuhan mutlak untuk sepenuhnya berpisah dengan kaum borjuis, untuk mengganti pemerintahan sekarang, secara total, perpisahan yang penuh dengan para imperialis Anglo-Perancis, yang menyiapkan satu bagian (partition) “terpisah” dengan Rusia, dan pengalihan segera seluruh kekuasaan kepada para demokrat revolusioner yang dipimpin oleh proletarial revolusioner.
Deklarasi kita harus memberikan formulasi yang paling jelas dan tajam atas kesimpulan ini yang berkaitan dengan program usulan perdamaian bagi rakyat, tanah untuk kaum tani, penyitaan atas harta hasil kolusi, dan satu pemeriksaan atas skandal sabotase produksi oleh kaum kapitalis.
Semakin jelas dan tajam deklarasi itu, semakin baik. Hanya saja dua hal penting yang harus diperhatikan dari hasil deklarasi itu adalah massa rakyat akan mengalami kegoncangan, bahwa mereka telah disuapi dengan pepesan-kosong oleh kaum Sosialis-Revolusioner dan Menshevik; dan bahwa karena itulah kita secara terang-terangan memisahkan diri dari partai-partai itu karena telah berkhianat pada revolusi.
Dan satu hal lain. Dengan segera mengusulkan satu perdamaian tanpa aneksasi, dengan segera memisahkan diri dengan kaum imperialis sekutu dan dengan seluruh kaum imperialis, baik dengan mendapatkan gencatan senjata, atau seluruh kaum proletariat revolusioner akan berhimpun untuk mempertahankan negerinya, dan keadilan sejati, perang revolusioner sejati akan dgerakkan oleh kaum demokrat-revolusioner dibawah kepimpinan kaum proletariat.
Sesudah membaca deklarasi ini, dan sesudah menuntut suatu keputusan dan tidak hanya sekedar bicara, untuk suatu tindakan dan bukan hanya sekedar resolusi tertulis, kita harus mengirimkan seluruh kelompok kita ke pabrik-pabrik dan barak-barak. Tempat mereka ada di sana, denyut kehidupan ada disana, disanalah sumber penyelamat revolusi kita, dan disanalah kekuatan pendorong dari Konferensi Demokratik.
Disana, dengan pidato-pidato yang berapi-api dan kuat, kita harus menjelaskan program kita dan mememberikan pilihan: apakah konferensi akan mengambil jalan ini sepenuhnya ataukah dengan jalan pemberontakan lainnya. Tidak ada jalan tengah. Menundanya tidak mungkin. Revolusi sedang sekarat.
Dengan mengajukan pertanyaan seperti ini, dengan mengkonsentrasikan seluruh kelompok kita di pabrik-pabrik dan barak-barak, kita dapat menentukan saat yang tepat untuk memulai pemberontakan.
Dalam rangka untuk memperlakukan pemberontakan dalam satu cara Marxist, misalnya sebagai satu seni, kita harus pada saat yang sama, tanpa kehilangan satu moment, mengorganisasi satu markas besar untuk mengirimkan kaum pejuang, mendistribusikan kekuatan kita, menggerakkan resimen yang ada ke tempat yang paling penting, di sekitar Teater Alexander, menduduki Benteng Peter dan Paul, [5] menahan Staf Jendral dan pemerintahan, dan bergerak melawan perwira cadet dan Divisi Biadab [6] yang rela mati daripada membiarkan musuh mendekati tempat strategis di kota. Kita harus memobilisir kaum pekerja bersenjata dan menyerukan mereka untuk bertempur sampai titik darah penghabisan untuk mengambil-alih kantor telegrap dan sentral telepon, dan memindahkan markas besar pemberontakan kita ke sentral telepon itu dan menghubungkannya dengan jalur telepon ke seluruh pabrik, resimen, seluruh tempat pasukan bersenjata, dan seterusnya.
Tentu saja, ini semua hanya contoh belaka, hanya untuk menggambarkan fakta bahwa pada saat ini adalah tidak mungkin kita tetap setia pada Marxisme, tetap setia pada revolusi kecuali memperlakukan pemberontakan sebagai suatu seni.
Catatan:
[1] Blanquisme adalah suatu aliran dalam gerakan sosialis Perancis yang dipimpin oleh Louis Auguste Blanqui (1805-1881), satu komunis utopis terkemuka. “Blanquisme menduga bahwa umat manusia akan dibebaskan dari perbudakan upah, tidak oleh perjuangan kelas proletarian, namun melalui satu konspirasi yang dilakukan oleh satu minoritas kecil dari kaum intelektual”. Aliran ini gagal untuk menghitung dengan situasi kongkrit, yang harus dipakai dalam perhitungan kapan satu pemberontakan akan berhasil, dan menolak untuk menciptakan ikatan dengan massa. [h.22].
[2] Apa yang ada di pikiran Lenin adalah demonstrasi massa yang bertempat di Petograd pad tanggal 3-4 (16-17) Juli 1917. Itu adalah gerakan para prajurit, pelaut dan pekerja, yang marah pada Pemerintahan Sementara karena mengirimkan pasukan ke penyerangan tanpa harapan yang membuktikan satu kegagalan. Itu dimulai pada tanggal 3 (16) Juli dengan satu demonstrasi oleh Resimen Senjata Mesin Pertama di Distrik Vyborg, dan mengancam akan berkembang menjadi satu pemberontakan bersenjata melawan Pemerintahan Sementara. Partai Bolshevik menentang untuk melakukan pemberontakan pada saat itu karena percaya bahwa krisis revolusioner belumlah sampai pada puncaknya. Rapat Komite Sentral pada jam 4 p.m. tanggal 3 (16) Juli memutuskan agar menahan diri untuk melakukan tindakan, dan keputusan yang serupa diputuskan oleh Konferensi Bolshevik Kota Petograd Kedua yang dilakukan segera. Para delegasi pergi ke pabrik-pabrik dan distrik-distrik untuk menghentikan massa pergi melakukan aksi, namun gerakan terlanjur terjadi dan tiada suatupun yang dapat dilakukan untuk menghentikannya.
Pada larut malam, Komite Sentral, bersama dengan Komite Petograd dan Organisasi Militer menghitung gejolak massa dan memutuskan untuk turut serta dalam demonstrasi untuk memimpinnya dalam satu karakter damai dan terorganisir. Lenin sedang dalam liburan pendek setelah kerja yang melelahkan. Setelah diinformasikan atas peristiwa itu, dia kembali ke Petograd di pagi hari tanggal 4 (17) Juli dan mengambil kepemimpinan.
Lebih dari 500.000 orang terlibat dalam demonstrasi pada 4 (17) Juli. Para demonstran membawa slogan-slogan Bolshevik, seperti “Seluruh Kekuasaan untuk Soviet” dan menuntut bahwa Komite Sentral Eksekutif Soviet Seluruh Rusia harus mengambil kekuasaan. Namun pemimpin kaum Sosialis-Revolusioner dan Menshevik menolak untuk melakukan hal tersebut. Pemerintahan Sementara, dengan sepengetahuan dan persetujuan Komite Sentral Eksekutif yang didominasi oleh kaum Menshevik dam Sosialis-Revolusioner mengirim pasukan yang terdiri kaum Cadet dan Cossak untuk menyerang dan menembaki para pelaku demontrasi damai. Pasukan kontra-revolusi ditarik dari garis depan untuk mematahkan demonstasi.
Malam itu, Lenin memimpin satu pertemuan para anggota Komite Sentral dan Komite Petograd, yang mengambil satu keputusan untuk menghentikan demontrasi dengan cara organisisional. Hal ini merupakan langkah yang bijak, yang menyelematkan kekuatan revolusioner utama dari kekalahan. Kaum Menshevik dan Sosialis-Revolusioner bertindak dengan satu cara yang menolong kaum kontra-revolusioner; mereka bergabung dengan kaum borjuis untuk menyerang Partai Bolsehevik. Koran Bolshevik, Pravda, Soldatskaya Pavda (Prajurit Kebenaran) dan lain-lainnya ditutup oleh Pemerintahan Sementara. Sementara Rumah Percetakan Trud yang dioperasikan dengan dana yang disumbangkan oleh kaum pekerja dihancurkan. Kaum pekerja dilucuti dan ditangkap, pencarian dan penghukuman pun dimulai. Unit-unit revolusioner dari garnisun Petograd dipindahkan dari ibukota dan dikirimkan ke garis-depan.
Setelah peristiwa Juli, kekuasaan di daerah pindah ketangan Pemerintah Sementara yang kontra-revolusioner. Periode kekuasaan kembar berakhir, dan demikian pula dengan tahap revolusi damai. Kaum Bolshevik menghadapi tugas untuk mempersiapkan pemberontakan bersenjata untuk menggulingkan Pemerintahan Sementara.
[3] Pemberontakan kontra-revolusi oleh kaum borjuis dan pemilik tanah pada bulan Agustus 1917 dipimpin oleh Panglima Angkatan Darat, Jendral Kornilov, pendukung tsar. Para pelaku plot merencanakan untuk mengambil-alih Petograd, menghancurkan Partai Bolshevik, menggantikan Soviet-soviet dan membentuk tatanan diktator militer dengan maksud merestorasi kerajaan. Kerensky, pimpinan Pemerintahan Sementara, terlibat dalam plot tersebut. Namun ketika pemberontakan sedang berjalan, dia menyadari bahwa dia dengan Kornilov akan disikat dan dia mencuci-tangan atas seluruh urusan itu: diumumkan bahwa pemberontakan itu ditujukan melawan Pemerintahan Sementara.
Pemberontakan berakhir pada 25 Agustus (7 September), ketika Kornilov mengirimkan Korp Kaveleri Ketiga ke Petograd, dimana organisasi-organisasi kontra-revolusioner gatal untuk melakukan aksi.
Perjuangan massa melawan Kornilov dipimpin oleh Partai Bolshevik, yang diteruskan sebagaiman diinginkan oleh Lenin untuk menelanjangi kesalahan Pemerintahan Sementara dan kaki-tangannya kaum Sosialis-Revolusioner dan Menshevik. Komite Sentral Partai Bolshevik menghimpun kaum pekerja Petograd dan prajurit dan pelaut revolusioner untuk berjuang melawan kaum pemberontak. Para pekerja Petograd dengan cepat mengorganisasi unit-unit Tentara Merah. Komite-komite revolusiener dibentuk diberbagai tempat. Pergerakan pasukan Kornilov terhenti dan moral mereka diturunkan oleh para agitator Bolshevik.
Pemberontakan Kornilov dihancurkan oleh para pekerja dan petani yang dipimpin oleh Partai Bolshevik. Di bawah tekanan massa, Pemerintahan Sementara terpaksa memberikan perintah penangkapan dan penuntutan atas Kornilov dan kaki-tangannya dengan tuduhan menyusun suatu pemberontakan.
[4] Cadets (Partai konstitusional Demokrat) – partai terbesar dari kaum borjuis kerajaan yang liberal di Rusia, didirikan pada Oktober 1905. Keanggotaannya terdiri dari kaum kapitalis, pemilik tanah yang begerak pada dewan-dewan lokal dan kaum intelektual borjuis. Anggota termuka mereka diantaranya PN. Milyukov, SA. Muromtsev, VA. Maklakov, AI. Shingaruyov dan PB Struve. Kaum Cadet pada akhirnya berkembang menjadi satu partai borjuis-imperialis. Selama Perang Dunia Pertama, mereka mendukung secara aktif kebijakan luar-negeri Pemerintahan Tsar mengenai agresi. Selama revolusi borjuis-demokratis di bulan Februari 1917, mereka mencoba menyelamatkan kerajaan; memainkan satu peranan penting dalam Pemerintahan Sementara yang borjuis, mereka melakukan suatu kebijakan kontra-revolusi melawan kepentingan rakyat.
Setelah Revolusi Sosialis Oktober yang Agung, mereka menjadi menjadi lawan yang fanatik dari kekuasaan Soviet dan terlibat dalam segala operasi militer kontra-revolusioner dan kampanye-kampanye kaum intervensionist. Setelah kekalahan kaum intervensionist dan tentara-putih, Kaum Cadet melarikan diri ke luar negeri dan meneruskan aktivitas kontra-revolusioner anti-Soviet mereka. [h.24]
The Alexandrinsky Theatre di Petrograd merupakan suatu tempat dimana Konferensi Demokratik dilangsungkan.
[5] Benteng Peter dan Paul di Neva yang berseberangan dengan Istana Winter berfungsi sebagai penjara negara dari lawan politik Tsar. Sekarang sebagai musium, yang memiliki persenjataan berat dan situasi yang strategis.
[6] Divisi Biadab (The Savage Division), didirikan pada PD I, yang terdiri dari sukarelawan-sukarelawan orang-orang Kaukasia. Jenderal Kornilov menggunakan divisi ini untuk menyerang Kaum Revolusioner Petrograd.